Minggu, 16 Juni 2013

Membangun Intelijen Geospasial Dalam Rangka Mendukung Pertahanan Negara

Dalam rangka HUT ke-65 Topografi Angkatan Darat, Dittopad telah menyelenggarakan Simposium dan Pameran Intelijen Geospasial pada tanggal 10 Maret 2011, yang dilaksanakan di Madittopad.

Simposium tersebut mengambil tema "Pembangunan Intelijen Geospasial Dalam Rangka Mendukung Pertahanan Negara", dengan sasaran terwujudnya kerjasama, kesamaan persepsi instansi swasta ,pemerintah sipil dan perguruan tinggi di bidang intelijen geospasial untuk mendukung penyelenggaraan Pertahanan Negara serta diperolehnya wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi intelijen geospasial dan survei pemetaan terkini.

Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan personel militer, civitas akademika/perguruan tinggi, instansi sipil dan pemerintah serta perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan data intelijen geospasial. Diantara peserta simposium juga hadir tokoh-tokoh senior di bidang survei pemetaan nasional antara lain Prof. Ir. Yakob Rais, Prof. Dr. Ir. Syamsir Mira, Prof. Dr. Ir. Joenil Kahar, Ir. Klass Velanueva, Dr.Ir. Dudung Muhali Hakim serta tokoh survei dan pemetaan lainnya.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal George Toisutta membuka simposium tersebut dengan menyampaikan keynote speech yang bertemakan Pembangunan Intelijen Geospasial Dalam Rangka Mendukung Pertahanan Negara. Sebagai keynote speaker Kasad menegaskan, dalam menjalankan tugas TNI AD tersebut perlu didukung adanya penyiapan dan penyediaan informasi geospasial secara lengkap dan utuh serta sepenuhnya dapat mendukung tugas-tugas pertahanan dan keamanan nasional. Paradigma baru penyiapan dan penyajian informasi geospasial yang mengemuka saat ini adalah memberikan porsi yang besar terhadap pemanfaatan teknologi pencitraan dan komunikasi dibandingkan dengan cara manual oleh manusia (Human Intelligence). Paradigma baru tersebut adalah Intelijen Geospasial yang mengekploitasi citra (foto udara atau satelit) dan informasi geospasial sebagai data utama akuisisi dan pengolahan data intelijen. Kasad juga menyatakan, Intelijen Geospasial memiliki kelebihan yang tidak dapat diperoleh dari sistem lain, diantaranya menggunakan berbagai sensor (multisensor) serta mengakomodasikan kerjasama antar komponen intelijen. Pada simposium tersebut juga dihadiri pembicara dari Kepala Bakosurtanal, Deputi Bidang Teknologi Badan Intelijen Negara (BIN), Dirsatgas Inteltek BAIS TNI, Direktur Kerjasama antar Kelembagaan Bidang III Riset dan Kerjasama UNHAN, Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN serta country manager of Asia Pacific ESRI. 

Dalam rangkaian kegiatan simposium tersebut juga  dilaksanakan  peluncuran buku  “Intelijen Geospasial Untuk Pertahanan Negara dan Keamanan Nasional Indonesia” yang disusun oleh Dirtopad Brigadir Jenderal TNI Sutrisno. Disamping itu juga dilaksanakan penandatanganan Piagam Kesepakatan Bersama antara Dittopad-Bakosurtanal dan Dittopad-Lapan yang segera ditindaklanjuti dengan pembentukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk membuat produk-produk bersama yang bermanfaat dalam pengembangan intelijen geospasial dan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dalam rangka mendukung pertahanan negara. Pemeran produk intelijen geospasial dan peralatan teknologi survei dan pemataan terkini juga digelar pada saat kegiatan tersebut. Di sela kegiatan simposium Kasad juga mengunjungi Museum Topografi yang berada di Madittopad, yang mana digelar berbagai cikal bakal peralatan survei dan pemetaan  yang pernah digunakan oleh satuan topografi sejak mulai berdiri 65 tahun yang lalu sampai dengan sekarang. (Dittopad/Dispenad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar